Honda Motor Co. dan Nissan Motor Co. resmi membatalkan rencana penggabungan yang ambisius, membuat mereka kehilangan peluang menjadi pabrikan otomotif terbesar ketiga di planet ini.
Negosiasi yang Tersendat
Negosiasi antara dua raksasa otomotif Jepang ini, yang dimulai dua bulan lalu, berakhir tanpa kesepakatan. Kyodo News melaporkan bahwa kesepakatan tersebut resmi dibatalkan pada 13 Februari 2025. Keduanya sudah menyiapkan strategi untuk menyatukan kekuatan, namun tak sepaham dalam visi pemulihan Nissan yang tertatih-tatih.
Honda sejak awal sudah mengungkapkan kekhawatirannya atas kondisi Nissan. Nissan, pada November lalu, mengumumkan pemangkasan 9.000 pekerjaan dan memangkas kapasitas produksi globalnya hingga 20 persen. Hal ini membuat Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaan, yang justru menyulut ketegangan di tubuh dewan Nissan.
Faktor Penghambat Merger
Honda dan Nissan sebenarnya sudah sejak Desember lalu berharap bisa mencapai kesepakatan pada Juni 2025 dan membentuk perusahaan induk pada tahun berikutnya. Selain untuk mengurangi biaya dan berbagi beban dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik dan AI, mereka juga hendak mengambil langkah ini untuk bisa bersaing dengan Tesla Inc. dan BYD Co.
Namun, tantangan datang dari perbedaan visi dan konflik kepentingan yang mencuat di antara kedua pihak. Nissan, yang tengah dalam masa pemulihan internal, dinilai belum siap oleh Honda.
Kemitraan di Masa Depan
Meskipun gagal merger, bukan berarti jalan bagi Honda dan Nissan sepenuhnya buntu. Keduanya telah sepakat membentuk kemitraan di awal tahun 2024 guna fokus pada pengembangan kendaraan listrik dan kecerdasan buatan. Langkah ini dianggap sebagai respons taktis terhadap semakin mendominasinya produsen kendaraan listrik asal China di pasar global.
Dengan keputusan ini, banyak pihak menantikan bagaimanakah kedua perusahaan besar ini akan menavigasi tantangan dan peluang di pasar otomotif yang kompetitif. Meski tantangan berat ada di depan mata, masih ada banyak hal yang menarik untuk ditunggu dari strategi kedua perusahaan ini.