Hyundai Kewalahan Hadapi Gempuran Mobil Listrik China di Tanah Air

Ketegangan di pasar otomotif Indonesia semakin memuncak dengan kehadiran mobil listrik China yang menimbulkan dampak signifikan bagi raksasa seperti Hyundai.

Investasi Hyundai Terancam

Hyundai, salah satu raksasa otomotif dengan investasi besar di Indonesia, mulai merasakan imbas kerugian akibat serbuan mobil listrik China. Perusahaan asal Korea Selatan ini menggelontorkan investasi sekitar Rp28 triliun untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif Indonesia. Namun, peningkatan mobil listrik impor tanpa investasi serupa menjadi tantangan besar yang mengacaukan rencana mereka.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, mengungkapkan fakta bahwa kapasitas produksi pabrik Hyundai di Indonesia menurun sekitar 30 persen sejak 2022. Ini disebabkan oleh meningkatnya persaingan yang diciptakan oleh mobil listrik China yang masuk ke pasar tanpa investasi dalam negeri. ‘Dari 2022 sampai sekarang kelihatannya mereka mengalami jumlah yang menurun dari kapasitas produksinya sekitar 30 persen,’ ungkap Lamhot dalam kunjungannya ke PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMID).

Kebijakan dan Dampaknya

Kehadiran mobil listrik China yang tak perlu menanggung biaya investasi lokal berimbas pada harga jual yang lebih rendah, membuat mobil-mobil lain sulit bersaing. Hal ini dimungkinkan berkat Kebijakan Peraturan Presiden No. 55/2019 dan aturan BKPM No. 1/2024 yang memberikan pembebasan bea masuk dan insentif PPnBM untuk BEV. Kebijakan ini membuat mobil listrik China lebih menarik di mata konsumen, sementara perusahaan seperti Hyundai harus berjuang mempertahankan pasar.

Beberapa merek China, seperti Chery, Neta, dan Geely, telah memanfaatkan fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk merakit mobil mereka di Indonesia. Sementara itu, BYD memilih untuk membawa mobil mereka dalam bentuk completely built-up (CBU). Meski demikian, beberapa merek ini berkomitmen untuk membangun pabrik jika pasar menunjukkan permintaan yang kuat. BYD, misalnya, telah mempersiapkan investasi Rp16 triliun untuk mendirikan pabrik di Subang, Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top